Jumat, 12 Agustus 2011

PONDASI :) :) pondasi

gambar diambil disini

Assalamu`alaikum. Pernah mendengar kata “bangunan”?atau sudah tahu bahkan paham apa itu bangunan?

Ya. Islam bisa kita ibaratkan sebagai bangunan. Bangunan kan pasti punya komponen penting, yaitu pondasi, tiang, dinding, dan atap. Begitu pula Islam. Anda penasaran? Mari kita bahas satu-satu!

PONDASI.

Apakah rumah bamboo memiliki pondasi yang sama dengan gedung pencakar langit? Jawabnya pasti tidak kan? Artinya, bangunan yang tinggi harus memiliki pondasi yang kuat. Begitulah Islam, tertinggi, tidak ada yang lebih tinggi dari Islam. Jadi, apakah pondasinya? Ya benar jawabnya adalah AQIDAH yang terangkum dalam syahadatain dan enam rukun iman.

BANGUNAN

Bangunan ini terbagi menjadi TIANG dan DINDING.

Rukun islam pertama tadi kan sudah jadi pondasi, lalu kemana 4 rukun islam lainnya? Jawabnya mereka itulah tiangnya. Ayo sebutkan apa saja TIANGnya! Ya ada SHALAT, PUASA, ZAKAT, HAJI.

Ehem, ada pondasi ada tiang, bagaimana? Apakah anda mau tinggal di bangunan yang hanya berpondasi dan tiang? Jawabnya pasti tidak kan ya? Kita perlu dinding yang diapit tiang tersebut. Apa ya dindingnya? Nah ternyata yang jadi DINDING adalah SISTEM (SISTEM SOSIAL, POLITIK, EKONOMI, BUDAYA). Jadi seharusnya, semua sistem itu berdasarkan Islam. Kalau tidak, kebayang gak seandainya kita diam di rumah bolong tak berdinding? Tidak ada yang melindungi kita kan? Kacau lah jadinya. Kalau ada debu-debu bertebaran kita kena, kalau panas kita ikut kepanasan, hujan kehujanan, alhasil kita akan terwarnai oleh pengaruh luar, karena kita gak punya dinding atau sistem yang melidungi tadi.

ATAP

Pondasi udah, bangunan jadi, tapi kalau gak ada atap? Terancam hancur juga bangunan kita. Nah ATAP yang akan melindungi kita dari hujan panas adalah JIHAD dan DAKWAH.

Nah contohnya kalau kita melihat kembali sejarah, jatuhnya khilafah islamiyah terakhir karena umat Islam kehilangan perlindungan.

Bagaimana sekarang?

Ehem, karena sekarang ini dinding bangunannya saja sudah ada yang bolong, sistemnya tidak sepenuhnya sistem Islam, maka umat Islam mudah terkena pengaruh dari luar.

Misalnya: JIHAD kesannya identik dengan teroris, padahal itu SALAH BESAR!!!

Kemudian banyak yang menganggap kalau berdakwah itu cumin tugasnya para alim ulama saja. Padahal, DAKWAH itu WAJIB mamen, SESUAI DENGAN KEMAMPUAN. Jadi gak ada lagi alasan untuk menolak gabung dakwah, sambil berdakwah sesuai dengan kemampuan kita, kita juga harus sambil mengUpgrade diri.

Manusia yang paling mulia adalah yang berdakwah loo. Gak percaya? Buka Al Quran surah 41 ayat 33 deh.

Lalu ada yang gak mau sistem kita menjadi sistem Islam karena negara kita bukanlah negara Islam. So what, yang mana yang lebih kamu cintai???

Yakin dan Percaya akan semua Janji-Nya!

Read More......

Dialog Awal Ramadhan


Minggu, 31 Juli 2011.
Jam dinding menunjukkan pukul 15.15 saat aku pulang ke rumah.
Lumayan lelah. Aktivitas hari ini cukup padat. Mulai dari pukul 07.15 berada di gedung DPD untuk persiapan lomba mading dan nonbar acara Iqro. Tapi aku puas. Setelah lumayan lama tidak update acara Iqro. TT.

17.00
Wah, babah (ayah) pulaaaaaang. #larilari nyambut babah
Babah: Put. Ading. Tarawih ! ! !
Aku: Iyalah bah. Siapa imamnya? Jangan babah lah,kena lambat! hehehe
Babah: Kada, babah masih keuyuhan mun jadi imam.
Aku: (dalam hati) Yah, padahal aku pengen tarawih pertama babah yang jd imam,huhuhu
Ading: A, kena jagakan ading mengaji lah?
Aku: Bah, tiap habis tarawih jagakan puput ngaji!harus sesuai tajwid dan makhroj.
Babah: Iih.
Ading: Aa nii pabila menjagakan ading?
Aku: Pas habis tarawih jua ding ay. Kenapa ding? ada tugas ngisi buku ramadhan kah?
Ading: Hiih a ay.

Sehabis tarawih.
Aku: Ding, ayo ngaji.
Ading: Hadang.
Aku: Lajui ding! Buku harian ramadhan itu masuk nilai agama ding ay. Mun kam bolong-bolong isiannya rendah kena nilainya.
Ading: Ya kah a? (bergegas mengambil Al-Quran)
Aku: (dalam hati) apa yang barusan aku katakan pada adekku? memberi motivasi dengan nilai sekolah. Tapi itulah motivasiku dulu mengisi penuh buku harian ramadhan saat masih SD dan SMP. Hmmm.

Saat semakin dewasa, jujur ada rasa ketidaksukaanku dengan sistem buku amal ibadah ramadhan tersebut, semacam bimbang, bukankah amal ibadah yang sesungguhnya dipertanggungjawabkan hanya pada Alloh semata?
Tapi, kalau tidak dengan cara seperti itu, apa yang memotivasi?
Itulah anak-anak.
Mudah sekali memang anak-anak itu meniru.
Mudah sekali disuruh.
Hmmm (dalam hati aku berpikir) Coba kalau dari zaman anak-anak (dari SD misal) sudah disuruh dikasih tugas menghapal Al Qur`an. Hmmm. Anak-anak itu hebat loh. Dia lebih cepat menghapal. Subhanalloh.
Mungkin karena dia masih gak punya dosa kali ya? hihihi.

Kesimpulannya: Mari mendidik anak dengan pengetahuan agama sejak dini, dan sedini mungkin.

Andaikan bisa kembali ke masa kecil.
Aku kan memilih untuk sekolah di madrasah/SDIT, tasanawiyah :D
Serius.
Namun, tak apa.
Inilah yang terbaik dari Alloh.
Alhamdulillah.
Karena masih diberikan kesempatan untuk belajar.
Tidak ada kata terlambat bagi yang sudah terlambat!

Read More......