Selasa, 13 November 2012
Sungguh apa yang dicari?
seoonggok daging dan gumpalan darah
Senin, 01 Oktober 2012
Manusia dan Bahagia
manusia. makhluk yang tak pernah puas
Rabu, 15 Agustus 2012
KANGEN masa masa itu :((
^_^
karena pusang mencari jurnal untuk pembahasan KTI, entah kenapa tetiba jadi pengen googling undangan pernikahan (hahahaha, jangan berpikir yang macammacam :D)
Semoga bisa kesana lagi :)
yang aku inget ini pas mau kabooor :D |
pas seminar ATLS ini :OO |
cuman nyeberang dari kampus ke RS, hm hmmm |
kerjaan gueh: makan. makan. makan. sebanyakbanyaknyaaa. ha hahaaa
ATOMERZ ituuuuu DADAKAN
helooooooooooooooo
sekedar ISENG
Selasa, 14 Agustus 2012
Kamis, 17 Mei 2012
1. Sombong 2. Suka langsung menuduh kalau orang lain salah !
1. Sungguh, Tak ada yang bisa dibanggakan dan disombongkan dari diri seorang manusia. Semua dari-Mu karena-Mu dan kembali pada-Mu, semua milik Alloh
Rabu, 02 Mei 2012
Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku juga
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
-------------------
Senin, 02 April 2012
Generasi sehat?
- Cuci tangan sebelum makan
- Mandi minimal 2x sehari
- Makan secukupnya tapi bergizi
- Tidak memakai pakaian minim
- Olahraga teserah, minimal bergerak jangan tidur seharian
- Mulai membiasakan berpuasa
- Sholat 5 waktu tak pernah ketinggalan
- Mulai mengatur keuangan, berhemat, dan menabung
- Membuang jauh jauh pikiran negatif
- Jangan galau, galau itu melemahkan
- Positive thinking menghadapi hari esok
- Berani
Read More......
Mereka memberi pelajaran :)
Semangat Medizine - PSPD 2009 !!!
RUU Kesetaraan gender ?
Minggu, 04 Maret 2012
Kamis, 09 Februari 2012
KANGEN. KANGEN. KANGEN
KANGENNNNNNNNNNNNNN BANGETTTTTTTTTTTTTTTTT SAMA YG NAMANYA..............................
Rabu, 25 Januari 2012
Artikel yang bagus nih!
sumber: catatankoas.blogspot.com
MEMILIH JADI DOKTER
Catatan: Ini adalah permenungan yang dituliskan oleh dr. Aditya Putra, yang kemarin dibacakan oleh dr. Alex Kusanto dalam pidatonya saat Sumpah Dokter FKUAJ Periode II/2011. Semoga bisa menjadi permenungan yang baik bagi para dokter.
Rekan sejawat yang terhormat..Read More......
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda. Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah. Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.
Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.
Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “Jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”
Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.
Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.
Saat aku merasa takut dan cemas
Aku takut, blok keluhan berikut sudah aku lewati: