Rumah yang sehat bukanlah rumah yang mewah, melainkan sebuah rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, sehingga para penghuninya merasa nyaman dan terhindar dari segala jenis penyakit.
Setiap manusia di muka bumi ini pasti membutuhkan tempat untuk tinggal, baik yang bersifat menetap maupun yang bersifat sementara. Para tunawisma sekalipun, pada dasarnya juga memiliki tempat tinggal, meskipun tempat tinggal tersebut tidak pantas disebut rumah.
Rumah memiliki arti yang sangat penting, sama pentingnya dengan makanan dan pakaian, sehingga mereka dikelompokkan menjadi kebutuhan pokok manusia. Suatu kebutuhan utama yang tidak dapat ditunda-tunda pemenuhannya. Rumah adalah tempat bergaul antara sesama anggota keluarga untuk membina rasa kekeluargaan. Apabila kita telah lelah bekerja seharian penuh, maka rumahlah sebagai tempat kita beristirahat. Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai tempat untuk melindungi diri dan barang-barang berharga dari segala kemungkinan bahaya yang mengancam. Dan akhir-akhir ini, rupanya rumah telah menjadi lambang dari status sosial yang dimiliki seseorang.
Corak serta bentuk tempat tinggal, tidaklah sama antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Bahkan dalam satu bangsa pun, terdapat variasi dari corak serta bentuk rumah. Adanya perbedaan corak dan bentuk rumah tersebut umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lingkungan di mana masyarakat itu berada, baik lingkungan fisik, biologis, dan lingkungan sosial. Tingkat perekonomian masyarakat juga mempengaruhi bentuk dan corak rumah, semakin maju perekonomian suatu masyarakat, semakin beragam pula corak dan bentuk rumah tersebut. Selain hal tersebut, kemajuan teknologi dan kebijakan pemerintah juga berpengaruh dalam menentukan corak serta bentuk tempat tinggal.
Variasi corak dan bentuk rumah merupakan hal yang tidak terlalu penting, karena hanya untuk keindahan semata. Hal yang terpenting adalah terciptanya suatu rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Apakah perumahan di Indonesia selama ini telah memenuhi syarat-syarat kesehatan? Sebagian dari perumahan tersebut telah memenuhi syarat-syarat kesehatan. Namun, tidak sedikit perumahan yang masih belum memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lantas, apa saja syarat-syarat perumahan sehat sebagai langkah awal menuju finis Indonesia sehat 2010?
Aliran udara
Manusia memerlukan udara segar di dalam rumah untuk bernapas. Jika rumah tidak memiliki aliran udara yang baik, maka akan menimbulkan beberapa keadaan yang dapat merugikan kesehatan para penghuninya.
Apabila udara tidak dapat mengalir dengan baik, maka suhu dan kelembaban udara di ruangan tersebut akan naik. Hal ini menyebabkan kadar oksigen di dalam ruangan berkurang. Sebaliknya, kadar CO2 yang bersifat racun akan meningkat. Selain itu, ruangan juga akan berbau, disebabkan bau tubuh, pakaian, mulut, dan sebagainya. Keadaan ini sungguh membahayakan bagi beberapa penderita jenis penyakit tertentu, seperti penyakit asma, dan gangguan pernapasan lainnya.
Agar udara dalam ruangan selalu segar dan nyaman, maka ruangan tersebut harus memiliki sistem aliran udara yang baik. Salah satunya dengan menggunakan ventilasi. Ada dua macam ventilasi, yaitu ventilasi alami, suatu ventilasi yang terjadi secara alami di mana udara masuk ke dalam ruangan melalui jendela ataupun lubang angin yang sengaja dibuat. Ventilasi inilah yang sering digunakan. Namun, beberapa perumahan sepertinya tidak cukup jika hanya memanfaatkan ventilasi alami. Mereka juga menggunakan ventilasi buatan, seperti exhaust ventilation dan air conditioner untuk menambah kesegaran ruangan.
Suhu
Anda tentu tidak menginginkan ruangan yang terlalu dingin ataupun terlalu panas. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa sehingga suhu badan dapat dipertahankan. Jadi, suhu dalam ruangan harus diatur sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan panas atau sebaliknya, tubuh tidak sampai kepanasan.
Apabila tubuh kita terlalu banyak kehilangan panas, akan timbul berbagai macam kelainan, seperti penyakit chilblains, trenchfoot, dan frostbite, yang banyak diderita para pekerja yang berada di ruangan yang terlalu dingin. Sebaliknya apabila udara terlalu panas, akan timbul pula berbagai penyakit, seperti heat cramps, heat exhaustion, dan heat stroke, yang dialami oleh seseorang yang berada di dalam gedung dengan suhu tinggi.
Karena suhu tubuh mudah sekali terpengaruh, maka suhu ruangan harus dapat diatur. Adapun prinsip pokok yang dapat kita pegang adalah berusaha mendinginkan udara jika udara sekitar terlalu panas, dan memanaskan udara jika udara sekitar terlalu dingin. Banyak cara yang dapat dilakukan, seperti memasang pemanas atau pendingin ruangan jika memang diperlukan. Akan tetapi, suatu ruangan yang sehat tidak hanya dipengaruhi oleh faktor suhu saja, melainkan faktor lain, seperti kelembaban udara, aliran udara, cahaya, dan lain sebagainya.
Cahaya
Tidak ada manusia di dunia ini yang dapat hidup tanpa cahaya. Begitu pula dengan rumah. Syarat rumah yang sehat ialah tersedianya cahaya yang cukup. Jika suatu rumah tidak mempunyai cahaya, maka akan menimbulkan perasaan tidak nyaman dan dapat mendatangkan penyakit. Sebaliknya jika suatu rumah mempunyai cahaya yang berlebihan, akan menimbulkan silau yang mengganggu penglihatan.
Selain berperan dalam penerangan, cahaya juga dapat berperan sebagai germicid (pembunuh kuman atau bakteri), misalnya seperti yang telah diketahui bahwa sinar ultraviolet sering digunakan untuk membebaskan ruangan dari bakteri udara. Sinar matahari langsung ternyata juga dapat mematikan kuman TBC.
Seperti halnya yang lain, cahaya juga terbagi menjadi cahaya alami, contohnya matahari, dan cahaya buatan, contohnya lampu listrik. Cahaya alami biasanya digunakan pada siang hari, sedangkan cahaya buatan digunakan pada malam hari. Cahaya tidak dapat digunakan sesuka hati. Kita juga harus menghemat penggunaannya. Salah satunya dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan.
Bunyi
Rumah dianggap sehat apabila para penghuninya merasa tenang, tidak terganggu oleh bunyi atau suara yang membisingkan. Jika suatu perumahan terlalu bising, maka akan mengganggu ketenangan serta merusak pendengaran. Suatu bunyi yang berlangsung terus menerus akan menimbulkan ketulian yang bersifat progresif. Tetapi, jika bunyi tersebut timbul secara tiba-tiba dengan intensitas yang besar, akan menyebabkan ketulian yang bersifat konduktif, yakni pecahnya gendang telinga atau rusaknya tulang-tulang halus di telinga bagian dalam.
Untuk menciptakan sistem bunyi yang baik di dalam rumah, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, seperti memasang peredam bunyi pada sumber bunyi, menghalangi transmisi bunyi dengan membangun rumah dari bahan-bahan yang dapat menahan bunyi, dan menutup pendengaran dengan segera apabila mendengar bunyi yang keras. Satu hal yang terpenting, pilihlah lokasi rumah pada daerah yang tidak terlalu ramai. Jangan membangun rumah pada daerah yang membisingkan, seperti bandara, pembangkit listrik, dan lain sebagainya.
Pembuangan sampah
Sampah yang berasal dari rumah tangga, baik sampah organik maupun anorganik, harus dibuang dengan baik sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan. Pembuangan sampah yang baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit, serta tidak menjadi medium perantara penyebaran suatu penyakit.
Sebelum sampah diangkut dan dimusnahkan oleh petugas, setiap rumah harus menampung sementara sampah tersebut. Adapun syarat-syarat tempat sampah yang baik, yaitu konstruksinya kuat dan tidak mudah bocor sehingga sampah-sampah tersebut tidak berserakan, mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa agar mudah dibuka dan ditutup tanpa harus mengotorkan tangan, mudah dibersihkan, serta mempunyai ukuran yang sesuai sehingga mudah diangkat. Dan yang perlu diperhatikan, tempat sampah kering harus dipisahkan dengan tempat sampah basah untuk memudahkan pemusnahannya kelak.
Ingat! Jangan sekali-kali menimbun sampah di pekarangan rumah. Selain akan menimbulkan bibit penyakit, sampah tersebut juga akan merusak pemandangan. Jika ada sampah yang sukar diuraikan, seperti sampah plastik, maka sebaiknya sampah tersebut didaur ulang saja agar dapat dimanfaatkan kembali. Jangan sekali-kali mengubur sampah plastik, sebab dapat menyebabkan tanah menjadi tidak subur.
Pembuangan limbah
Limbah yang berasal dari rumah tangga, misalnya air dari kamar mandi dan dapur, harus dibuang dengan memperhatikan berbagai syarat, seperti tidak sampai mengotori air minum, tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit, tidak merusak pemandangan, dan tidak mencemari alam sekitarnya.
Pembuangan limbah oleh rumah tangga biasanya dengan cara menyalurkan air limbah langsung ke daerah yang jauh dari tempat tinggal tanpa diolah terlebih dahulu. Sistem ini cukup baik asalkan saluran pembuangan dapat dipelihara dengan baik sehingga tidak tersumbat, serta tempat pembuangan akhir tidak digunakan untuk minum, karena mengandung zat-zat berbahaya. Oleh karena itu, tempat pembuangan limbah harus jauh dari sumber air minum.
Selain itu, setiap rumah harus mempunyai septic tank di dalam tanah yang dibuat permanen sebagai unit penampungan dan penyaluran air limbah. Syarat septic tank yang baik adalah besarnya tidak boleh kurang dari 2 x 3 meter, dan berjarak sekurang-kurangnya 10 meter dari sumber air (sumur).
Pembersihan rutin
Apabila semua syarat perumahan sehat telah terpenuhi, maka hal terakhir yang perlu dilakukan adalah pembersihan rutin. Pembersihan rutin dilakukan untuk menciptakan rumah yang selalu bersih dan sehat. Rumah yang dibersihkan setiap hari lebih baik daripada rumah yang dibersihkan setiap satu minggu sekali. Pembersihan dimulai dari bagian-bagian dalam rumah, seperti kamar mandi, toilet, dapur, kamar tidur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, gudang, sampai bagian luar rumah seperti pekarangan, taman, garasi, dan saluran air (selokan). Namun, untuk bagian luar rumah seperti selokan, pembersihan cukup dilakukan satu atau dua minggu sekali
Sekilas kita melihat potret lingkungan di Indonesia. Ternyata benar, masih ada syarat-syarat perumahan sehat yang belum terpenuhi. Seperti pada masyarakat yang tinggal di pinggir sungai. Mereka biasanya memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah. Mereka tidak mempunyai septic tank sebagai tempat penampungan dan penyaluran limbah. Mereka langsung mengalirkan limbah ke sungai. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, maka sungai menjadi tercemar. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kesehatan mereka. Bukankah mereka memanfaatkan air sungai tersebut untuk kebutuhan sehari-hari mereka seperti minum dan mandi? Tidak salah apabila bibit-bibit penyakit masuk dengan mudah ke tubuh mereka. Akibatnya, mereka akan terserang penyakit sejenis diare, cacingan, dan lain sebagainya.
Hal yang sama juga terjadi pada perumahan yang padat penduduknya atau yang biasa disebut perkampungan kumuh. Antara satu rumah dengan rumah lainnya seolah tidak ada celah sedikit pun. Hal ini menyebabkan udara tidak dapat mengalir dengan baik, sehingga suhu dan kelembaban udara menjadi naik. Apalagi jika ditambah kebiasaan warga seperti merokok. Akibatnya, suatu penyakit seperti TBC, influenza, batuk, dan lain sebagainya akan cepat menular.
Oleh sebab itu, marilah kita berbenah diri dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat mengundang datangnya penyakit, seperti membuang sampah sembarangan, merokok di sembarang tempat, membuang zat-zat kimia dan limbah ke sungai, membangun bangunan di sembarang tempat, dan lain sebagainya. Lestarikan alam dan sayangi lingkungan kita!
Untuk itu, diperlukan peran serta dari seluruh warga Indonesia. Pemerintah sebagai publik figur hendaknya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, serta bertindak tegas kepada oknum pencemaran dan perusakan alam. Orang tua pun sudah seharusnya mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada anaknya yang kelak menjadi generasi penerus bangsa.
Jadi pada dasarnya, prinsip untuk menuju Indonesia sehat 2010 sangatlah sederhana, yaitu `mulailah dari diri kita sendiri, mulai dari lingkungan yang terkecil (rumah), dan mulai saat ini`. Jika semua orang dapat menerapkan prinsip tersebut, maka finis untuk menuju Indonesia sehat 2010 dapat dicapai.
Sukses untuk Indonesia sehat 2010!
BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
Nama : Andita Putri
Tempat, tanggal lahir : Banjarmasin, 13 April 1991
Anak ke- : 1 dari 2 bersaudara
Sekolah : SMA Negeri 1 Banjarbaru
Kelas / Semester : XI Ilmu Alam 1 / Semester 1
Pendidikan :
TK Tunas Rimba Banjarbaru tahun 1995-1997
SDN Loktabat 1 Banjarbaru tahun 1997-2003
SMP Negeri 1 Banjarbaru tahun 2003-2006
SMA Negeri 1 Banjarbaru tahun 2006
Prestasi yang pernah diraih :
Juara II Olimpiade Sains Fisika tingkat SMA se-Kota Banjarbaru tahun 2007
Juara I Olimpiade Sains Fisika tingkat SMA se-Kota Banjarbaru tahun 2008
Juara III Olimpiade Sains Fisika tingkat SMA se-Provinsi tahun 2008
Rabu, 27 Oktober 2010
Perumahan Sehat sebagai Langkah Awal Menuju Finis Indonesia Sehat 2011
Label:
pengetahuan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar