Kaifa haluk saudariku?
Terinspirasi dari sms murabbi ana saat halaqah SMA,yang bunyinya:
“ ketika semua orang disibukkan oleh urusannya, sesungguhnya Engkau Maha Tahu ya ALLAH bahwa kami semua sibuk. Sebenarnya Engkau pun sangat sibuk dengan urusan-urusan makhluk-Mu. Kami kadang bingung mana yang harus kami dahulukan sementara tuntutan dunia kami begitu besar. Engkau berikan kami amanah yang begitu berat, kami tidak tahu apakah yang kami kerjakan selama ini, melaksanakan amanah-Mu dengan ikhlas, air mata ini tidak tertahan ketika engkau mengancam akan menggantikan kami dengan yang lain yang lebih baik pengorbanannya kepada-Mu. Ya ALLAH jangan Kau singkirkan kami, kiranya kami masih ingin tetap berjuang di jalan-Mu. Kami ingin tetap menjadi bagian bangunan tiang agama Islam yang akan didirikan. Kami ingin tetap menjadi pejuang-Mu. Berilah kekuatan kepada kami agar kami benar-benar menjadi orang-orang pilihan-Mu yang Engkau ridhai dan Engkau cintai. Selamatkan kami dari fitnah dunia, dunia yang selalu dibanggakan sehingga kami lupa akan makna kehidupan… Subhanallah. Alhamdulillah. Allahu akbar.”
Saudariku, ana ingin bercerita. Jujur, kadang ada rasa jenuh di dalam diri ana, rasa enggan atau kurang bersemangat saat akan menghadiri majelis ilmu (astaghfirullah…). Semoga saudariku tidak seperti itu. Ana yakin jika saudariku adalah orang-orang yang senantiasa semangat dan luar biasa.
Nah… jadi disini sedikit berbagi tips dari berbagai sumber , gimana sih kalau saudariku mengalami kondisi seperti ana (tapi mudahan tidak),hehee, jadi sendainya saja loh yaa. Siapa tahu ada saudariku yang ngerasa jenuh, bosan misalnya sama kegiatan KSIA yang gitu-gitu aja (hee,pisss yaa KSIA), bingung, ngerasa gak sreg, ngerasa seolah gak dapet “feeling” gitu atau jiwa organisasinya gitu (bedehh,lebay ah). Atau ada denger uneg-uneg saudara(i)nya,misalnya:
“Akh, ana mau ijin dulu untuk tidak terlibat dalam kegiatan dakwah, ana mau konsen kuliah dulu”
“Ukhti, ana sudah lelah dengan dakwah ini, ana merasa sendiri, ana kecewa, lebih baik ana undur diri saja”
Gimana tuh? Ya sudah langsung disimak aja.
Jreng jreng jreng…
Jalan dakwah itu cukup panjang hingga tak terlihat pangkalnya…
Kereta dakwah akan terus melaju dengan atau tanpa kita…
Akankah kita rela jika tertinggal…?
Dakwah sepanjang hayat…
Dakwah tak hanya di pesantren, kampus dan sekolah
Dakwah harus terus kita serukan kapan saja dan dimana saja
Selama hayat masih dikandung badan
Dakwah tak mengenal usia
tak hanya untuk kaum muda atau mahasiswa
tidakkah kita iri kepada kisah bapak dan anak yang berebutan untuk pergi berperang
sang bapak yang usianya sudah tua merasa tidak ada kesempatan lain lagi
tapi sang anak menjawab “jika bukan karena surga ayahanda,tentu aku lebih mendahulukanmu..”
Istiqomah…. Itulah kuncinya
Istiqomah sering kita artikan sebagai keteguhan hati atau konsisten. Meskipun tidak semua orang bisa bersikap istiqomah khususnya bagi para aktivis dakwah yang bukan berarti keistiqomahannya tak perlu di uji lagi. Padahal Alloh telah menjanjikan bagi hamba-Nya yang mampu beristiqomah, ”Sesungguhnya orang2 yang berkata, ”Tuhan kami adalah Alloh” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat turun pada mereka dengan berkata, ”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan padamu.” (QS Fushshilat: 30)
Namun kenyataannya istiqomah tak semudah yang kita bayangkan, tak hanya kesholihan pribadi yang ternilai dari penampilan fisik saja maka ia bisa dikategorikan sebagai aktivis dakwah yang sudah istiqomah. Ingatlah, al-imanu yazid wa yanqus (iman itu naik-turun). Mungkin ada baiknya bagi para aktivis dakwah agar tetap bergerak, melaju, namun tetap stabil, tanpa goyah kalau menyadari dan meyakini apa tujuan dakwah kita, dan kita dengan setia mengarahkan diri kepadanya, sama halnya dengan mobil yang stabil terus melaju ke depan, tanpa terseot ke kanan-kiri.
Ibarat mobil yang stabil yang mampu melaju dengan cepat, begitu pula aktivis dakwah yang mencapai istiqamah tidak akan goyah, apalagi takut, oleh lajunya perubahan. Dia hidup dinamis, berjalan di atas kebenaran demi kebenaran, untuk sampai akhirnya kembali kepada Tuhan, Alloh SWT yang akan memberi kebahagiaan sejati sesuai janji di atas.
Ketika amanah berdatangan,,
Maka perkuatlah ruhiyahmu…
Perkuat tilawahmu, perkuat qiyamul lailmu dan amalan-amalan sunnah lainnya…
Jadikan amanah yang datang kepadamu sebagai keluarga barumu
Tempat untukmu transfer energi,
Karena jika kita tidak bisa transfer energi disana…
Maka jiwa kita akan kelelahan karena dengan amanah yang banyak akan menguras energi yang banyak pula…
Transfer energi bisa melalui banyak cara, menggantungkan pada satu forum saja tidak cukup jika tuntutan di luar banyak…
Maka ketika amanah berdatangan…
Teruslah mendekat kepada Allah…
Tautkan selalu hatimu pada Allah
Agar setiap keputusan yang diambil selalu dalam ridho-Nya
Tak usah jenuh dengan segala rutinitas yang ada. Mungkin hari-harimu akan penuh dengan syuro’, syuro’, dan syuro’ lalu tugas, tugas, dan tugas. Mungkin ada rasa penat, malas yang menghinggapi. Ketika sudah timbul perasaan itu segeralah beristighfar dan luruskan niatmu. InsyaAllah ketika kita niatkan segala rutinitas kita hanya untuk Allah semua akan terasa ringan.
Ketika amanah itu dirasa berat, janganlah meminta agar amanah ini dihilangkan tetapi berdoalah agar pundak itu dikuatkan. Jalan ini tidak mudah,sahabat… dibutuhkan pengorbanan dan keikhlasan didalamnya. Karena memang surga Allah itu mahal harganya.
HAMASAH!
ALLAH AKAN SELALU MELINDUNGI DI SETIAP DETIK HIDUP KITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar