Hmm… glikosida jantung??? Sebelum kalian berkenalan lebih jauh dengan kami, terlebih dahulu kami akan memberikan pidato hangat mengenai tanaman obat. Perhatikanlah teman-teman!1…2…3…
Penggunaan tanaman obat merupakan salah satu cara pengobatan tradisional. WHO saja telah menaruh perhatian kepada pengobatan tradisional ini sejak tahun 1972. Bahkan di Geneva, telah terbentuk kelompok kerja dengan pendekatan lebih realistik mengadakan evaluasi secara modern memacu integrasi pengetahuan tentang pengobatan tradisional dengan pengetahuan kedokteran modern.
Ada beberapa teori mengenai penggunaan tanaman obat dengan kesembuhan penyakit seseorang. Pertama, teori sugesti atau autohipnosis. Dalam teori ini, dikatakan bahwa homeostasis dipertahankan SSO (sistem saraf otonom). Sakit dihubungkan dengan meningkatnya tonus paraimpatik. Sebaliknya, kesembuhan adalah pengaruh peningkatan tonus simpatik (Lex, 1977). Kedua, teori homeopati atau similia similibus curentur yang berarti sesuatu yang serupa menyembuhkan yang sama. Pelopornya adalah seorang dokter Jerman yang bernama Samuel Hahneman. Ketiga, peningkatan daya tahan. Umum dikenal bahwa jamu-jamuan meningkatkan kondisi tubuh dalam arti fungsinya secara fisiologis mengatur mesin peralatan tubuh sehari-hari. Keempat, adanya unsur farmakoterapeutika. Dalam tanaman obat, sudah pasti ada sesuatu zat yang berkhasiat dan ditemukan oleh para nenek moyang secara trial dan error diuji oleh kurun waktu.
Payah jantung adalah kondisi kegagalan jantung dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Keadaan ini diakibatkan curah jantung yang melemah. Apabila pacu jantung yang ada pada nodus sino auricularis mengalami gangguan, misalnya disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan ion-ion K+, Na+, dan Ca++ di dalam dan di luar sel-sel jantung maka akan mempengaruhi mekanisme pompa natrium pada jantung. Seseorang yang mengalami payah jantung akan mengalami udem yang diakibatkan terjadinya bendungan sirkulasi. Penderita perlu diberi diuretikum dan obat payah jantung. Selain itu, penderita harus dihindarkan dari obat-obatan yang bersifat sebagai penghambat adrenoreseptor-beta dan antikolinergik.
Sekian pidatonya! Saatnya kita berkenalan lebih jauh. Kami adalah himpunan tanaman obat payah jantung. Kami termasuk bagian dari glikosida steroid, yaitu glikosida yang aglikonnya berupa steroid. Kami disebut glikosida jantung karena memiliki daya kerja kuat dan spesifik terhadap otot jantung. Ada beberapa famili yang masuk ke dalam himpunan tanaman glikosida jantung, diantaranya family Scrophulariaceae, Apocynaceae, dan Liliaceae. Sekarang mari berkenalan dengan beberapa anggota kami.
1. Digitalis
Namaku digitalis (USP = United State of Pharmacopoeia sejak tahun 1820 sampai sekarang). Aku adalah serbuk daun Digitalis purpurea Linne atau D. lanata (family Scrophulariaceae) yang telah dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 600 C. Aku berupa serbuk halus atau serbuk sangat halus. Untuk menyesuaikan kadarku, bisa diencerkan dengan bahan pengisi lain, seperti laktosa, amilum, atau dengan daun digitalis yang telah diketahui kadarnya lebih tinggi atau lebih rendah. Dimana potensinya diperhitungkan terhadap satuan USP unit. Diketahui bahwa 1 USP unit setara dengan tidak kurang dari 100 mg serbuk daun digitalis kering. Namaku digitalis berasal dari istilah Latin digitus yang berarti jempol. Ini menggambarkan bentuk bungaku, Digitalis purpurea yang seperti jempol.
Daunku, daun digitalis mengandung berbagai glikosida jantung, diantaranya digitoksin (0,2-0,4 %), digitalin, gitalin, gitoksin, dan digitonin. Daun-daunku juga mengandung minyak atsiri yang tersusun dari stearoptena, digitalosmin (yang memberi bau khas padaku serta menimbulkan rasa tajam), asam antirinat, digitoflavon, inositol, dan pektin.
Secara umum aku adalah tanaman yang berpotensi keras dan berbahaya bagi manusia karena aksiku langsung menuju ke jantung. Dosisku yang terlalu besar akan memberikan gejala keracunan berupa hilangnya selera makan (anorexia), mual (nausea), ludah membanjir keluar (salivation), muntah (vomiting) diare, kepala pening (headache), mengantuk (drowsiness), bingung (disorientation), gangguan konsentrasi (delirium), menghadapi bayangan fatamorgana (hallucination), bahkan kematian.
Kegunaanku sendiri adalah sebagai kardiotonikum. Efek penggunaanku terutama ditimbulkan oleh bagian aglikon digitalis. Mekanisme kardiotonikum adalah meningkatkan tonus otot jantung yang mengakibatkan pengosongan otot jantung lebih sempurna dan curah jantung meningkat.
2. Strophantus
Namaku Strophantus, aku merupakan biji yang telah dikeringkan dari tanaman Strophantus kombe Oliver atau Strophantus hispidus (family Apocynaceae). Strophantus mengandung glikosida jantung dengan potensi setiap gramnya tidak kurang dari 0,5 mg. Glikosida utama pada S. kombe dan S. hispidus adalah K-stropantosida yang juga dikenal sebagai strofosida. Glikosida ini dalam biji terkandung sampai 5 % yang disebut strofantin.
Biji strophantus mengandung glikosida strofantin sampai 5 %, minyak lemak 30 %, asam kombat, trigonelina, kholina, dan asam tak larut. Aksi dari penggunaan strophantus sama seperti daun digitalis, yaitu sebagai kardiotonikum atau pengobatan payah jantung. Bijiku juga memiliki aksi diuretikum serta meningkatkan sirkulasi darah. Dosis pemakaianku umumnya 60 mg.
3. Urginea maritime
Namaku Urginea maritime. Aku merupakan umbi lapis dari tanaman Urginea Maritima (L.) Baker atau U. indica Kunth (famili Liliaceae). Bagian yang dimanfaatkan adalah sisik bagian dalam dari umbi lapis U. maritime var. Alba. Umbiku tumbuh setengah terbenam dalam tanah berpasir di pantai. Umbiku dipanen, lalu dirajang melintang, dan dikeringkan.
Squill Urginea maritima mengandung glikosida jantung skilaren A 60 % dari jumlah seluruh glikosida yang ada. Skilaren-A terdiri dari aglikon skilarenin dan bagian gula ramnosa + glukosa. Kadang-kadang juga mengikat gula lain misalnya skilabiosa. Kegunaanku sebagai glikosida jantung. Dosis pemakaian 100 mg oral. Sebagai catatan, skilaren juga memiliki sifat emetikum dan diuretikum.
4. Convallaria
Namaku convallaria. Aku adalah akar dan rimpang kering dari tanaman Convallaria majalis Linne (famili Liliaceae). Aku telah dimuat di farmakope sejak tahun 1882. Setiap 100 mg akar covallaria setara dengan 3 unit USP digitalis. Kandungan kimia convallaria antara lain konvalatoksin, konvalarin, konvalamarin, konvalatoksol, dan konvalosida. Kandungan kimia tersebut merupakan kelompok glikosida jantung. Kandungan yang lain antara lain minyak atsiri, dan berbagai macam gula hasil hidrolisisnya.
5. Apocynum
Namaku apocynum. Aku biasa dikenal dengan black Indian bemp. Aku adalah akar dari rimpang tanaman Apocynum cannabinum Linne (family Apocynaceae). Konstituen utamaku adalah simarin, apokanosida, lapokanida, dan sianokanosida. Apocynum merupakan glikosida jantung karena dapat mengobati payah jantung (kardiotonik)
6. Adonis
Namaku adonis. Aku adalah bagian tanaman di atas tanah yang telah dikeringkan dari tanaman Adonis vernalis Linne (famili Ranunculaceae). Glikosida jantung yang terkandung padaku adalah adonitoksin, simarin, dan vernadigin. Seperti yang lainnya, aku dapat mengobati payah jantung (kardiotonik).
7. Heleborus
Namaku heloborus. Aku adalah akar atau rimpang yang telah dikeringkan dari tanaman Hellebores niger Linne (famili Ranunculaceae). Kandungan utamaku yang berkhasiat sebagai glikosida jantung adalah hellebrin. Sifat aksiku adalah stimulansia jantung. Heleborus juga mengandung helleborein yang aksinya tidak begitu kuat dan helleborin.
8. Nerium oleander
Namaku Nerium oleander. Aku merupakan tanaman asli India dan sekarang menyebar dimana-mana. Semua bagian tanaman memiliki efek terhadap jantung. Daun dan korteks secara hati-hati digunakan untuk diuretik, ekspektoransia, diaforetik, dan emetikum, tetapi terhadap jantung memiliki efek kardiotonikum.
Daun Nerium oleander mengandung neriin, neriifolin, folinerin (oleandrin). Kulit kayuku mengandung kortenerin, oleandrin, neriin, neriantin, neriokorin, dan neriodolein. Folinerin memiliki sifat emetikum yang kuat. Kegunaanku sebagai glikosida jantung.
Bagaimana? Apakah kalian sudah mengenal kami? Sekian dan salam dari kami, himpunan tanaman glikosida jantung.
Sumber:
1. Agoes, Azwar. Kapita Selekta Farmakologi dan Obat Tradisional. Bandung: Angkasa Bandung. 1993
2. Gunawan, Didik., Mulyani, Sri. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2004
bahasa indonesianya apa ini mas?????
BalasHapusThnk you 😊
BalasHapus